Selasa, 08 Juli 2008



Haalo sodara-sodara sekalian....

apa yang terlihat aneh dari foto saya ini?


Iklan sudah sehari-hari

Sejak bangun tidur pagi sampai menjelang tidur malam, Saya hampir tidak sempat membebaskan diri dari iklan. Siaran televisi rata-rata menyusupkan iklan setiap 15 menit sekali, dalam program berita, sinetron, atau film.
Begitu juga iklan merayu-rayu pendengar lewat radio yang masuk menembus kamar mandi, ruang makan, atau di dapur. Di surat kabar, sambil membaca pembobolan bank, halamannya terpampang iklan yang mau tak mau akan tertatap mata. Di jalan raya, iklan juga mencuri perhatian, memecah konsentrasi saat berkendaraan lewat billboard, spanduk, baliho yang bertebaran. Iklim persaingan bisnis ternyata semakin ketat.

Anak Indonesia kini kurang mengenal lagu Nasional

Akhir-akhir ini musik Indonesia sedang laris-manisnya di negri sendiri, bahkan ada beberapa band Indonesia yang meledak angka penjualan albumnya tak luput pula kesuksesan mereka merambah ke negri tetangga. Dan kini musik Indonesia benar-benar sedang laris manisnya, bahkan band-band yang memiliki skill yang biasa dapat menjadi artis dalam sekejap. Itu juga tidak lepas dari dukungan Lebel mereka, walaupun Band-band yang mereka orbitkan disenangi anak muda zaman sekarang bahkan anak-anak kecil tetapi banyak juga yang membenci dan tidak senang dengan musik-musik industri karena lirik-liriknya yang tidak mendidik. Dilihat dari pesan komunikasinya, ini dapat mempengaruhi psikologis anak-anak yang mendengarnya. Karena Lirik-liriknya banyak bertajukan cinta, selingkuh, bunuh diri, perpisahan dan banyak lagi. Sekarang anak-anak Indonesia tidak banyak lagi yang mengenal lagu anak-anak seperti zaman dulu, bahkan lagu-lagu nasional pun banyak yang mereka tidak tahu. Anak-anak sekarang lebih hafal lagu-lagu yang dinyanyikan oleh beberapa grup musik yang selalu menyanyikan lagu yang bertajuk cinta ketimbang lagu-lagu Nasional seperti Garuda Pancasila, Nyiur melambai, Rayuan pulau kelapa, dan lagu-lagu Nasional lainnya.

Kalau seperti ini, mau dikemanakan karya-karya besar oleh Komposer bangsa ini?
Sebenarnya ini sangat meresahkan masa depan bangsa dan tidak menutup kemungkinan bahwa anak-anak Indonesia kelak melupakan Lagu Nasionalnya, Karena telah teracuni oleh lagu-lagu orang dewasa, Orang tua juga harus mengambil langkah yang rasional tentang ini. Saya rasa penangulangan nya adalah pembatasan untuk mendengarkan lagu-lagu yang tidak sepantasnya di dengar oleh anak-anak oleh orang tua mereka. Dan tuntunlah anak-anak kita untuk mendengarkan lagu-lagu yang lebih pantas dan mendidik, seperti lagu-lagu nasional, lagu anak dan lagu-lagu klasik. Karena dengan lagu-lagu yang sesuai maka pikiran anak-anak akan lebih berkembang kearah yang positiv bukan keterpurukan karena mendengarkan lagu-lagu cinta. urayferdiyan@yahoo.com

Senin, 07 Juli 2008


Strategi Komunikasi Pemasaran Program Visit Indonesia Year 2008

Abstrak:
Visit Indonesia Year 2008 atau yang sering disebut VIY2008 ini adalah salah satu Program yang sedang gencar dilaksanakan oleh pemerintah di tahun ini. dengan mengusung program Visit Indonesia Year 2008 ini pemerintah berusaha memberikan citra yang baik terhadap Indonesia dimata dunia dan diharapkan Turis asing menambahkan daftar tujuan perjalanannya ke Indonesia. Dilihat dari prospek industri, maka pariwisatalah yang tepat untuk dijadikan industri sebagai penunjang devisa negara.

Kata Kunci: Strategi Pemasaran, Visit Indonesia

Latar belakang

Visit Indonesia Year 2008 atau yang sering disebut VIY2008 ini adalah salah satu rencana Pemerintah dalam membangkitkan pariwisata Indonesia, juga berhubungan dengan hari kebangkitan nasional. Mengingat kembali gagasan Pada tanggal 20 Mei 1908, Dr. Soetomo melontarkan gagasan untuk membentuk perkumpulan Boedi Oetomo. Perkumpulan politik yang terbuka bagi seluruh suku dan agama ini adalah cikal-bakal dari berpikirnya sebagai sebuah bangsa yang tidak terkotak-kotak. Perkumpulan Boedi Oetomo telah menimbulkan kesadaran bahwa kebangkitan harus dari diri sendiri dan untuk bangkit perlu keberanian. “Semangat keberanian dan kesadaran untuk bangkit ini perlu kita teladani dan terapkan di semua sektor, termasuk sektor pariwisata. Oleh sebab itu saya hubungkan Visit Indonesia Year (VIY) 2008 dengan kebangkinan nasional Celebrating 100 Year of National Awakening," oleh Menbudpar “Jero Wacik” dalam sambutannya pada peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional di Museum Kebangkitan Nasional Jakarta. Dikatakan, kita harus menyadari bahwa kebangkitan pariwisata dimulai dari diri sendiri dan untuk itu perlu keberanian dengan semangat berpikir sebuah bangsa. "Program VIY bukan program Depbudpar, bukan program pemerintah, tetapi program seluruh bangsa," oleh Menbudpar Kembali, Walaupun Pemerintahlah yang memfasilitasinya. VIY adal salah satu Program yang sedang gencar dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia di tahun ini. Program yang telah berjalan setengah tahun ini sudah hampir menunjukan kesuksesan dalam pelaksanaannya. Itulah salah satu bukti langkah keseriusan pemerintah dalam mempromosikan Indonesia di mata dunia, Salah satunya promosi kebudayaan dan pariwisata dan potensi lainya.
Tentu saja ini tidak semulus dan selancar dengan apa yang diharapkan, Tantangan demi tantangan terus memaksa pemerintah untuk memberikan pelayanan infrastuktur yang terbaik juga memberikan rasa percaya bagi para turis manca negara maupun domestik. Pemerintah terus berusaha keras untuk program ini, selain memberi rasa percaya akan keamanan Negara Indonesia juga pemerintah harus benar-benar siap dengan program yang di usung pada awal tahun ini. Isu yang beredar akhir-akhir ini menyebutkan bahwa Indonesia tidak aman untuk dikunjungi karena terdapat sarang teroris, ingat saja tragedi Bom Bali 2 pada tahun 2004 lalu yang menelan beberapa korban turis asing yang berkebagsaan Australia dan Eropa, tragedi ini yang masih menyisakan rasa trauma bagi siapapun untuk mengunjungi Indonesia, bahkan beberapa negara didunia telah memberikan larangan perjalanan (travel Warning) ke Indonesia dengan alas an keamanan. Maka dengan mengusung program Visit Indonesia Year 2008 ini pemerintah berusaha memberikan citra yang baik terhadap Indonesia dimata dunia dan diharapkan Turis asing menambahkan daftar tujuan perjalanan ke Indonesia.
Dilihat dari prospek industri, maka pariwisatalah yang tepat untuk dijadikan industri sebagai penunjang devisa negara. Seperti Negara Singapura yang telah berhasil mengangkat pariwisata negaranya menjadi tujuan utama para pelancong untuk menghabiskan masa libur, melakukan perjalanan dan Shoping. Singapura cukup berhasil melasanakan program tersebut. Ini yang sepatutnya ditiru Indonesia mengingat Indonesia adalah Negara yang kaya akan budaya dan pariwisata.

Bagiamana strategi komunikasi pemasaran visit…?